Senin, 20 Juni 2011

Pasutri TKI Segera Dihukum Potong Tangan di Arab

PAMEKASAN - Berniat mencari pekerjaan dengan gaji besar di Arab Saudi sejak 2001 lalu, pasangan suami istri Hasin dan Sapatun, warga Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, justru terancam hukuman potong tangan.

Keduanya telah dikurung dalam penjara sejak empat tahun lalu karena dituduh menjadi otak pencurian di rumah majikannya. Anehnya pasangan suami istri tersebut dipenjara tanpa proses peradilan.

“Kabar terakhir yang diterima beberapa hari lalu, mereka sudah tidak bisa dihubungi karena sudah masuk ke penjara gelap dan akan menjalani hukuman potong tangan atau qishos,” ujar Makbul, adik Sapatun di Madura, Senin (20/6/2011).

Hasin dan Sapatun berangkat ke Arab Saudi pada 2001 lewat PJTKI PT Hosana Adi Kreasi Jakarta. Keduanya lantas ditempatkan di rumah Moh Umar Said bin Musak di Jeddah. Hasin bekerja sebagai sopir pribadi dan Sapatun menjadi pembantu rumah tangga.

Makbul menyatakan pihak keluarga sudah pernah menghubungi Dinas Tenaga Kerja Pamekasan, namun tidak ada jawaban sampai sekarang. Bahkan Makbul pernah ke Jakarta untuk menemui manajemen PJTKI Hosana Adi Kreasi, namun pihak perusahaan menyatakan tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Menurut Makbul, Hasin dan Sapatun sempat berpindah penjara dua kali. Selama dua tahun pertama ditahan di Briman blok empat Jeddah dan dua tahun kedua hingga sekarang di penjara di Hokok Al Islaniyah Rowes Amber Tis’ah, Jeddah.

Sementara itu anak semata wayang Hasin dan Sapatun, Ulfa yang masih berusia 10 tahun tampak belum tahu apa yang tengah menimpa kedua orangtuanya.

Orang pertama Di Dunia yang sembuh dari AIDS

Timothy Ray Brown diketahui positif HIV (human immunodeficiency virus) pada 1995. Kini, ia masuk jurnal ilmiah sebagai orang pertama yang berhasil ‘menghapus’ virus HIV dari tubuhnya secara sepenuhnya. Dokter menyebut kondisi ini ‘penyembuhan fungsional’.
Pada 2008, Brown tinggal di Berlin dan mengidap HIV dan leukemia. Di sana, ilmuwan melakukan cangkok tulang sumsum untuk mengobati leukemianya. Ilmuwan mengatakan, Brown mendapat sumsum dari donor yang termasuk dalam 1% Caucasia kebal HIV.
“Saya berhenti berobat HIV di hari saya mendapat transplan itu,” papar pria yang dijuluki ‘Pasien Berlin’ itu.
Peneliti AIDS Dr Jay Levy dari University of California, San Fransisco (UCSF) mengatakan, kasus Brown membuka pintu ‘riset penyembuhan’.
Namun, dokter menekankan, prosedur radikal Brown mungkin tak cocok dengan penderita HIV lain karena sulitnya cangkok sumsum dan menemukan donor yang sesuai.
“Tentunya Anda tak mau melakukan cangkok ini karena risiko kematiannya,” ungkap Paul Volberding dari UCSF.
Banyak pertanyaan mengenai pengobatan Brown tak terjawab, lanjutnya. “Satu elemen pengobatannya nampaknya memungkinkan virus keluar dari tubuhnya,” lanjutnya lagi.
Hal ini akan menjadi studi yang menarik, tutupnya.
Berikut video ‘Pasien Berlin’ tersebut.
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/inilah-orang-pertama-dunia-sembuh-dari-aids-001100776.html

China Bukan Satu-satunya Pemblokir Google

VIVAnews - Perselisihan Google Inc. dengan China terkait sistem sensor internet menjadi perbincangan luas di berbagai negara. Namun, bukan hanya dengan China saja Google bertikai. Persoalan serupa juga pernah dihadapi Google dalam beberapa tahun terakhir di sedikitnya 25 negara. Negara-negara tersebut, baik yang menganut rezim demokratis maupun represif, pernah memblok akses pengguna internet ke Google dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah keseluruhan negara yang secara aktif menyensor internet mencapai 40 negara.
Denmark menyensor situs pornografi anak-anak dari hasil pencarian Google. Iran memberlakukan penyaringan dan pengawasan paling meluas dibanding negara lain dengan memblok akses ke semua konten internet yang mengkritik pemerintah.
Belize, sebuah negara di Amerika Tengah, memblok Google Talk dan MSN Messenger dari Microsoft, dan juga layanan lain yang memungkinkan orang melakukan kontak dengan orang lain melalui internet.
“Persoalan dengan China menimbulkan tekanan tersendiri, tetapi bagi kami ini merupakan isu global,” kata Nicole Wong, deputi penasihat Google, seperti dikutip dari laman harian Los Angeles Times, 20 April 2010. “Penyensoran telah menjadi sesuatu yang makin sering dilakukan, tidak hanya di China,” ucapnya.
Bulan lalu, raksasa internet ini mematikan mesin pencarinya di daratan China untuk memprotes pencekalan pemerintah China. Google mengatakan, persoalan dengan China bisa merupakan ajang untuk merangkul dukungan publik. Sebab, Google merasa bahwa negara komunis tersebut menjadi semakin represif.

Template by:

Free Blog Templates